
Akupun mencoba bertanya lagi :
“Mengapa engkau merawat semua ini sedemikian baiknya”
Iapun menoleh , “ Aku melihat senyum tanaman-tanaman itu saat aku menjenguknya dan membelainya. Ia berjanji akan memberikan yang terbaik untukku. Kakiku begitu sejuk menginjak tanah yang begitu ramah mengucapkan terima kasih saat wajahnya kebersihkan dari belepotnya plastik-plastik itu…”
Siangpun mulai terik, ia buka perbekalan makanan yang dibawa dari rumah. Ia santap sedikit demi sedikit , ia begitu sangat menikmatinya, nasi putih dengan sayur lodeh dengan dua potong tempe goreng dan sedikit sambal.
Sekali lagi aku bertanya : “ Engkau begitu menikmati manakanan itu, apakah enak ?”
Iapun tersenyum : “ Setiap hari aku mengenal makanan seperti ini, adakah makanan lain yang lebih enak? Yang aku tahu makanan ini membuat tubuhku segar dan aku bisa bekerja.”
Saat ia menikmati sore, ia duduk dikursi ditemani kopi hangat, memandang ke Iuar menikmati cerianya anak-anak yang berkejaran di halaman..
Aku beranikan diri untuk bertanya lagi : “ Engkau begitu menikmati hidup ini begitu sederhananya, apakah engkau tidak menginginkan sesuatu yang lebih..?”
Ia tidak menjawab, beranjak keluar dan menengadahkan kepalanya ke atas “ Cakarawala yang luas memang indah…, aku senang memandang dan menikmati keindahannya, tapi ia begitu tinggi dan aku tidak tahu batasnya…” ia menoleh ke arahku , seolah tahu aku tidak mengerti apa yang dibicarakannya.
“ Terkadang akupun menginginkan sesuatu yang lebih tinggi, sebatas yang bisa aku raih, dan kaupun tahu.. setinggi cakrawala yang tidak terbatas… , Tidak terbatas pula kepuasan untuk meraih yang lebih tinggi dan tinggi. Untuk itu aku lebih sering melihat ke bawah, ke tanah ini yang begitu jelas batasnya, dan batas segala keinginan adalah …..: rasa syukur…”
Sebelum ia beranjak tidur, aku ikuti dia dari belakang untuk sekali lagi bertanya…, namun belum sempat terucap sepatah katapun, ia menoleh…
“ Kenapa engkau selalu menayaiku ? Bolehkah sekarang aku bertanya? “
Ia berhenti sejenak ,sambil memegangi daun pintu ia bertanya,
“Adakah engkau juga menikmati keindahan hidupmu dengan segala apa yang ada padamu ? “
Ia tersenyum bijak….sambil perlahan menutup pintu kamarnya.
19 komentar:
punya keinginan dan harus berkeyakinan , seperti dua bola mata , saling membatu dan saling mendukung, klaupun kita ingin jadi yang lkebih tinggi, jagan lupa berusaha dan jangan lupa tetap mensyukuri semua yang telah di berikan Oleh allah SWT!!!
mba e'elllllll,,pa kabar ?
mba e'el,,
aku ngikut inuel aja yah hehehhe
nice article! nice design! salam kenal :D.
mampir ke sini juga yach...
>_<
Ceritanya seru mas
aku tertarik dengan tulisan ini "Cakarawala yang luas memang indah…, aku senang memandang dan menikmati keindahannya, tapi ia begitu tinggi dan aku tidak tahu batasnya…"
bijak dan memiliki makna yang dalam juga menyejukkan saat membacanya
thanks dah ngingetin....
sing nang sawah apa udu pak tatang
hehe... ada yang panggil mas tuh,kayaknya si buta warna foto cewek dilihat cowok
aku datang
Tulisan yang penuh makna...saya menyukai kata2 yang menggapai cita diatas kemampun kita..thanks atas pencerahannya..
kayak pilem aja
makasih buk pollowernya...nie udah ku pollow juga..... kamsia²
kebahagiaan itu ternyata bisa diperoleh oleh siapa saja dan di mana saja yaa
sama dg pak sugeng aja deh. blm bisa koment byk nih. masih teler..
selamat malam sahabat mayaku apa kabar
intinya kita harus bersyukur dg yg kita miliki ya. kalo baru bisa makan nasi dg tempe dan sayur lodeh nikmmati saja. jangan mengharapkan makanan mahal yang diluar jangkauan kantong. tul gak?
Oooh...cerita yang menggugah hati...
Filosofis kali yaaa...
Punya teman model begitu, tenang rasanya hidup...!
selamat malam yu kita sama sama dukung prita yang teraniaya oleh rumah sakit di tunggu dukungannya
mangan nang sawah pancen enak tenan,hehehhe
uiiii....seru deh critannya
Salam kenal mba', blognya sudah aku follow, follow balik ya!
Posting Komentar