Mei 23, 2009
Ia dan kehidupannya (lanjuutan....)
Akupun mencoba bertanya lagi :
“Mengapa engkau merawat semua ini sedemikian baiknya”
Iapun menoleh , “ Aku melihat senyum tanaman-tanaman itu saat aku menjenguknya dan membelainya. Ia berjanji akan memberikan yang terbaik untukku. Kakiku begitu sejuk menginjak tanah yang begitu ramah mengucapkan terima kasih saat wajahnya kebersihkan dari belepotnya plastik-plastik itu…”
Siangpun mulai terik, ia buka perbekalan makanan yang dibawa dari rumah. Ia santap sedikit demi sedikit , ia begitu sangat menikmatinya, nasi putih dengan sayur lodeh dengan dua potong tempe goreng dan sedikit sambal.
Sekali lagi aku bertanya : “ Engkau begitu menikmati manakanan itu, apakah enak ?”
Iapun tersenyum : “ Setiap hari aku mengenal makanan seperti ini, adakah makanan lain yang lebih enak? Yang aku tahu makanan ini membuat tubuhku segar dan aku bisa bekerja.”
Saat ia menikmati sore, ia duduk dikursi ditemani kopi hangat, memandang ke Iuar menikmati cerianya anak-anak yang berkejaran di halaman..
Aku beranikan diri untuk bertanya lagi : “ Engkau begitu menikmati hidup ini begitu sederhananya, apakah engkau tidak menginginkan sesuatu yang lebih..?”
Ia tidak menjawab, beranjak keluar dan menengadahkan kepalanya ke atas “ Cakarawala yang luas memang indah…, aku senang memandang dan menikmati keindahannya, tapi ia begitu tinggi dan aku tidak tahu batasnya…” ia menoleh ke arahku , seolah tahu aku tidak mengerti apa yang dibicarakannya.
“ Terkadang akupun menginginkan sesuatu yang lebih tinggi, sebatas yang bisa aku raih, dan kaupun tahu.. setinggi cakrawala yang tidak terbatas… , Tidak terbatas pula kepuasan untuk meraih yang lebih tinggi dan tinggi. Untuk itu aku lebih sering melihat ke bawah, ke tanah ini yang begitu jelas batasnya, dan batas segala keinginan adalah …..: rasa syukur…”
Sebelum ia beranjak tidur, aku ikuti dia dari belakang untuk sekali lagi bertanya…, namun belum sempat terucap sepatah katapun, ia menoleh…
“ Kenapa engkau selalu menayaiku ? Bolehkah sekarang aku bertanya? “
Ia berhenti sejenak ,sambil memegangi daun pintu ia bertanya,
“Adakah engkau juga menikmati keindahan hidupmu dengan segala apa yang ada padamu ? “
Ia tersenyum bijak….sambil perlahan menutup pintu kamarnya.
Mei 21, 2009
Ia dan kehidupannya
Ketika pagi menjelang, ia terbangun, ia rapikan tempat tidurnya dan perlahan melangkah keluar. Aku dekati ia dan bertanya : “ Mengapa engkau bangun pagi-pagi ?”
Jawabnya : “ Aku tidak boleh kalah dengan matahari, aku harus menghadangnya saat ia datang menantang dengan sinarnya”
Sebagaimana rutinitas yang ia jalani , Ia merawat tanaman-tanamannya di siang hari dengan rajin. Ia sangat menyadari, inilah sumber penghasilan hidupnya. Tidak ia hiraukan keringat yang senantiasa bercucuran. Ia merawat dengan teramat rapi dan telaten, terlebih saat ia menemukan selembar plastik bersandar di lahannya, ia pasti segera memungutnya . Ia tidak ingin lahannya dikotori plastik
Akupun mencoba bertanya lagi :
“Mengapa engkau merawat semua ini sedemikian baiknya”
Iapun menoleh , “ Aku melihat senyum tanaman-tanaman itu saat aku menjenguknya dan membelainya. Ia berjanji akan memberikan yang terbaik untukku. Kakiku begitu sejuk menginjak tanah yang begitu ramah mengucapkan terima kasih saat wajahnya kebersihkan dari belepotnya plastik-plastik itu…”
Jawabnya : “ Aku tidak boleh kalah dengan matahari, aku harus menghadangnya saat ia datang menantang dengan sinarnya”
Sebagaimana rutinitas yang ia jalani , Ia merawat tanaman-tanamannya di siang hari dengan rajin. Ia sangat menyadari, inilah sumber penghasilan hidupnya. Tidak ia hiraukan keringat yang senantiasa bercucuran. Ia merawat dengan teramat rapi dan telaten, terlebih saat ia menemukan selembar plastik bersandar di lahannya, ia pasti segera memungutnya . Ia tidak ingin lahannya dikotori plastik
Akupun mencoba bertanya lagi :
“Mengapa engkau merawat semua ini sedemikian baiknya”
Iapun menoleh , “ Aku melihat senyum tanaman-tanaman itu saat aku menjenguknya dan membelainya. Ia berjanji akan memberikan yang terbaik untukku. Kakiku begitu sejuk menginjak tanah yang begitu ramah mengucapkan terima kasih saat wajahnya kebersihkan dari belepotnya plastik-plastik itu…”
Siangpun mulai terik, ia buka perbekalan makanan yang dibawa dari rumah. Ia santap sedikit demi sedikit , ia begitu sangat menikmatinya, nasi putih dengan sayur lodeh dengan dua potong tempe goreng dan sedikit sambal.
Sekali lagi aku bertanya : “ Engkau begitu menikmati manakanan itu, apakah enak ?”
Iapun tersenyum : “ Setiap hari aku mengenal makanan seperti ini, adakah makanan lain yang lebih enak? Yang aku tahu makanan ini membuat tubuhku segar dan aku bisa bekerja.”
Saat ia menikmati sore, ia duduk dikursi ditemani kopi hangat, memandang ke Iuar menikmati cerianya anak-anak yang berkejaran di halaman..
Aku beranikan diri untuk bertanya lagi : “ Engkau begitu menikmati hidup ini begitu sederhananya, apakah engkau tidak menginginkan sesuatu yang lebih..?”
Ia tidak menjawab, beranjak keluar dan menengadahkan kepalanya ke atas “ Cakarawala yang luas memang indah…, aku senang memandang dan menikmati keindahannya, tapi ia begitu tinggi dan aku tidak tahu batasnya…” ia menoleh ke arahku , seolah tahu aku tidak mengerti apa yang dibicarakannya.
“ Terkadang akupun menginginkan sesuatu yang lebih tinggi, sebatas yang bisa aku raih, dan kaupun tahu.. setinggi cakrawala yang tidak terbatas… , Tidak terbatas pula kepuasan untuk meraih yang lebih tinggi dan tinggi. Untuk itu aku lebih sering melihat ke bawah, ke tanah ini yang begitu jelas batasnya, dan batas segala keinginan adalah …..: rasa syukur…”
Sebelum ia beranjak tidur, aku ikuti dia dari belakang untuk sekali lagi bertanya…, namun belum sempat terucap sepatah katapun, ia menoleh…
“ Kenapa engkau selalu menayaiku ? Bolehkah sekarang aku bertanya? “
Ia berhenti sejenak ,sambil memegangi daun pintu ia bertanya,
“Adakah engkau juga menikmati keindahan hidupmu dengan segala apa yang ada padamu ? “
Ia tersenyum bijak….sambil perlahan menutup pintu kamarnya.
Mei 12, 2009
Award diantara tumpukan kado
Sebagai tante yang baik… (muji diri..), saat keponakan mo married khan harus ikut sibuuk neeh. Sibuk kesana-kemari , mondar mandir… persiis setrika yang lagi online…maju mundur… kanan kiri..pokoknya dibikin sibuk. Termasuk tentunya ikut sibuk menghabiskan snack & makanan, itu jelas salah satu agenda….. bahkan mungkin utamanya…
Jadi… ceritanya dalam seminggu , aku tuh gak buka rumahku…(eeh aku buka diiing…, cuma penghuninya ga’ di rumah……jadi siapapun yang mo mampir ya bisa aja masuk silahkan… karena tidak dikunci…)
Marriednya si hari Sabtu tanggal 9 May 2009, trus Minggunya acara syukuran kecil-kecilan di rumah ( eeh nggak ada yang nanya kok ya..? yaah… anggap aja ini sekilas info..)
Satu hal yang menarik kalau acara syukuran pernikahan seperti itu.., biasanya ada acara adat.. (kalau di tempatku pakai adat jawa) dimana dalam acara tersebut tidak cuma memakai pakaian adat..(dimana ibu-ibu pakai kain jadi jalanya seperti jinjit-jinjit, di kepala ada konde, yang agak-agak berat kalau belum biasa…,sedang bapak-bapak memakai beskap…dan blangkon..), disamping itu juga ada simbol-simbol tertentu yang diwududkan dalam ritual, seperti : kacar kucur, balang-balangan sirih, ada juga pijakan telur, dimana sang pengantin dua-duanya menginjak satu telur ayam kampung sampai pecah….Ada juga tarik-menarik ayam panggang , seekor ayam panggang diperebutkankan sang pengantin (yang ini dijamin tidak seheboh tarik tambang kalau tujuh belas agustusan…..) de el el….
Tentunya semua itu ada maknanya…. Cuma jangan tanya saya yaa.. detilnya… please…( aku sendiri tidak paham betul hehe..)
Satu hal yang tak kalah pentingnya yaitu acara sungkeman.., dimana sang pengantin sungkem bapak ibu, mengucapkan terima kasih sudah diasuh sejak kecil, dan mohon restu untuk mulai belajar membangun rumah tangga sendiri…..Naah kalau lagi acara sungkeman.. biasanya suasana berubah jadi haru…kalau tidak mempelai, ya orang tua atau bahkan dua-duanya ada yang menangis… termasuk yang menyaksikan jadi ikut-ikutan…( aku juga ….., ikut-ikutan… ambil snack…hiks hiks….. )
Kalau dipikir-pikir acara adat agak ribet sedikit..dan lumayan bikin capai.., tapi bagaimanapun juga itu budaya warisan leluhur yang harus dilestarikan (ck..ck…,), kalau bukan kita yang melestarikan , siapa lagi coba..? (Iya, coba…! Lhaa… aku bertanya pada siapa……? )
Setelah semua acara selesai…, rencananya aku sekeluarga mo pamitan pulang… , tapi tiba-tiba ada seseorang memanggilku..
“Eeeh mbak jangan pulang dulu, ini jangan lupa dibawa..ya.. ”, sambil ambil bungkusan besar yang manis …diantara tumpukan kado…
“Whalaah.. kok untukku ?”
“Zssst, Ini memang bukan untuk pengantin, tapi titipan untuk mbak, katanya dari Fanny.... , Mbak tadi sibuk terus siih jadi baru sempat aku kasihkan…”
Tanpa tengok kanan kiri langsung aku buka bungkusnya… Wooow mak nyeees… badan capai habis acara mantenan… pulangnya dapat bawa 3 award… asyiik… (makasiiiih banget mba Fanny...)
Naah kebetulan, untuk yang baru punya rumah baru…AWS-Tidore.... aku bagi award nya niih…
Ooh iya… bagi para calon pengantin… baik yang masih lamaaaaaaaaaaa…. maupun dikiiiiit hari lagi… Selamat mempersiapkan segala sesuatunya yaa…. OK? Nanti aku kasih kado award deeh…
Mei 05, 2009
Ngantuk & Tips Mengusirnya..
Ngantuuk..?, semua orang pasti pernah mengalaminya, karena ngantuk merupakan pembuka untuk pemenuhan salah satu kebutuhan manusia yaitu tidur…Bayangkan klo kita tidak bisa ngantuk, sangat-sangat tidak enak. Gak percaya..?coba tanya sama pengidap insomnia…
Persoalannya…, apakah munculnya ngantuk itu pas atau tidak dengan situasi sekitar…
Kalau ngantuk itu muncul saat kita siap-siap menjelang tidur, itu suatu yang sangat diharapkan, karena kita bisa langsung tancap gas, dan zssst…zsst….. mimpi indahpun datang.
Persoalannya…, apakah munculnya ngantuk itu pas atau tidak dengan situasi sekitar…
Kalau ngantuk itu muncul saat kita siap-siap menjelang tidur, itu suatu yang sangat diharapkan, karena kita bisa langsung tancap gas, dan zssst…zsst….. mimpi indahpun datang.
Ngantuk di depan televisi… , saat kita asyik menyimak berita-berita “panas” yang sedang lewat :
- Seorang ibu yang tergopoh-gopoh mendengar jeritan sikecil anak yang sangat dikasihinya, dan ternyata si anak sebel karena bubur ayamnya masih panas,
- atau acara jejak petualangan menyusuri jalan-jalan jam 12 siang yang tentunya …sangat panas,
Ngantuk bisa saja datang tiba-tiba, dan kitapun terlena, untung saja sang penyiar tidak bisa turun dan keluar, karena tentu ia akan berkata :
“Eh.. bangun, gantian siaran donk aku juga ngantuk niich..”
Ngantuk bisa juga terjadi di dalam bis, apalagi saat siang hari, kalau sudah duduk, angin berhembus sepoi dari jendela, badan sudah letih, ditambah lagi kalau kelihatan dari depan sang kondektur sudah mulai menarik ongkos, semakin mempercepat proses tidur pulas..( ini juga suatu strategi usaha.., barangkali sang kondektur jatuh iba , tidak jadi narik …..., )
Celakanya, kalau ngantuk datang tidak dapat ditahan, sementara tujuan sudah hampir sampai. Saat terbangun, tahu-tahu… “Haah … sudah sampai mana ini…?”
Anggap saja hal itu merupakan hasil kebaikan pak sopir, kasih bonus jarak tempuh yang lebih banyak.
Cuma diusahakan jangan ngantuk di kelas saat pelajaran tata boga….,
Saat Ibu Guru bertanya : “ Lebih disukai mana penyajian buah segar atau manisan…?
Karena saking mengantuknya,
“Lebih manisan Bu guru, karena itu saya suka…”
Berikut ini tips untuk mengusir ngantuk :
Terapi kejut
Kejutan dapat hadiah uang 1 milyar…, dijamin dapat mengusir jauh –jauh rasa ngantuk tersebut, mata menjadi terbuka lebar, membelalak…, bahkan bisa-bisa sampai terlompat dari kursi… gedubraak…
Terapi air
Ambil Air es, ciprat-ciprat air tersebut kearah muka orang yang ngantuk, tidak usah sampai basah kuyup, cukup lah 5 sampai dengan 10 kali cipratan…, dalam waktu tidak terlalu lama.., mata akan berkedip-kedip, dan perhatikan ekspresi yang timbul…apakah ada ekspresi kemarahan…?
Kalau iya….hati-hatilah… , cepat-cepat lari ambil langkah seribu …….kabuuur…
S e l a m a t m e n c o b a….
Ngantuk bisa datang dimana saja, kapan saja dan siapa saja………
Mei 03, 2009
Cita-cita Darmi
Darmi namanya, perempuan yang lahir di dusun, jauh dari hiruk pikuknya kota. Meskipun dari Dusun, bukan berarti Darmi tanpa cita-cita atau gegayuhan yang ingin dicapainya. Keinginan yang sulit bagi orang lain untuk memahaminya. Keinginan untuk senantiasa berada diantara yang kecil, diantara wajah-wajah letih dan putus asa.
Keinginannya senantiasa meletup-letup di dada, membuat ia selalu gelisah untuk berusaha mencapainya. Meskipun ia terkadang ada sedikit kebimbangan, mampukah? Dengan tangan-tangan kecil ini dan langkah langkah pendek kaki ini?
Setidaknya emak dan saudara-saudaraku bangga dan aku punya penghasilan kalau aku merantau dan bekerja, demikian Darmi selalu menjawab saat ditanya alasan kenapa ia saat ini bekerja di kota.
Keinginannya senantiasa meletup-letup di dada, membuat ia selalu gelisah untuk berusaha mencapainya. Meskipun ia terkadang ada sedikit kebimbangan, mampukah? Dengan tangan-tangan kecil ini dan langkah langkah pendek kaki ini?
Setidaknya emak dan saudara-saudaraku bangga dan aku punya penghasilan kalau aku merantau dan bekerja, demikian Darmi selalu menjawab saat ditanya alasan kenapa ia saat ini bekerja di kota.
Hari-hari ia lalui dengan rutinitas kerja ala Darmi. Ia harus menyesuaikan diri dengan banyak hal yang berbeda dengan apa yang selama ini ia jalani , mau tidak mau , harus. Meskipun banyak hal hal yang ia rasakan kurang nyaman.
Untunglah ia mempunyai sahabat-sahabat yang sangat baik , Srikandi yang kenes, Bang Bara, Si Tompel, Markarip juga si Towit. Ia merasa sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka. Sebenarnya mereka mempunyai karakter yang berbeda-beda, satu hal kesamaan dari mereka adalah : sifatnya yang kocak. Banyak hal yang sepele atau bahkan yang seriuspun bisa menjadi bahan untuk lelucon mereka. Dukungan akan senantiasa mereka berikan bila memang ada yang membutuhkan. Bagi Darmi, mereka semua memberi warna tersendiri dalam hidupnya
Sekian tahun berlalu, Darmi merasakan kegelisahan hatinya kembali muncul, dan itu tandanya ia harus beranjak pergi. Ia sangat sadar, itu berarti ia harus meninggalkan semuanya, segala apa yang telah ia peroleh selama ini. Namun itu bukan menjadi masalah bagi Darmi. Satu hal yang ia rasakan agak berat, bahwa ia harus jauh dari sahabat-sahabatnya. Ia katakan pada mereka, bahwa ia akan selalu mengingat segala kebaikan yang telah ia terima. Suatu saat Ia akan memberi kabar saat ia menemukan sesuatu yang ia cita-citakan. Sesuatu yang mampu meredam segala kegelisahan hatinya.
Entah dimana entah kapan, karena bagi Darmi cita-cita yang ingin diraih itu ibarat baju. Bukan masalah mahal dan murahnya baju itu. Tetapi masalah pas dan nyaman tidaknya baju itu dipakainya.
Mei 01, 2009
Wooow award.... ?
Tralala... trilili..., senangnya hati ini
Tralala ... trilili..., award dari mba fanny...
( Sambil jingkrak ... jingkrak niiih...he he...)
Siang-siang buka blog... eh ada kabar aku dapat award... warnanya lembuuut banget, selembut bayiiii...Daripada nunggu-nunggu paket datang..., aku langsung pesen travel , truuus.. wuuuussh ke jakarta ( mo ambil award...)
Dulu pertama kali aku terima award dari eka, tapi aku simpan dan pajang dilemari... habiis aku blom punya temen... (kacian deh aku...)Sekarang aku dah punya temen..., untuk berbagi kebahagiaan..., aku bagi juga untuk
bunga raya
Inuel
Black-ID
eka
Moga-moga mereka semua seneng
Langganan:
Postingan (Atom)